Wafatnya Nabi Musa عليه السلام

Wasiat Terakhir Seorang Nabi

Menjelang wafatnya, Nabi Musa عليه السلام berdiri di hadapan kaumnya, Bani Israil. Dengan suara penuh hikmah, beliau berkhutbah kepada mereka.
Beliau menasihati agar selalu bertaqwa kepada Allah, melaksanakan perintah-Nya, dan menjauhi segala larangan.
Di hadapan mereka, Musa menegaskan bahwa dirinya telah menyampaikan risalah Allah dengan sempurna, lalu mengangkat Yusya’ bin Nun sebagai penerus kepemimpinan setelahnya.


Saat Ruhnya Akan Dicabut

Ketika waktunya tiba, Allah mewahyukan kepada Musa:

“Wahai Musa, sesungguhnya Aku akan mencabut ruhmu.”

Musa pun teringat semua nikmat yang Allah karuniakan kepadanya — kenabian, kerasulan, dan kehormatan berbicara langsung dengan Allah.
Beliau memuji dan menyanjung Allah dengan penuh syukur.

Saat itu, Malaikat Maut datang, memberi salam, dan mencabut ruh Nabi Musa yang mulia ketika beliau sedang membaca Taurat.
Begitulah akhir hidup seorang nabi besar yang hidupnya penuh perjuangan dan keimanan.


Kisah dari Hadis Shahih

Dalam sebuah hadis shahih, Rasulullah ﷺ bersabda:

“Allah mengutus Malaikat Maut kepada Musa. Namun ketika ia datang, Musa memukulnya hingga terlepas matanya...”

Lalu Allah mengembalikan mata malaikat itu dan memerintahkannya kembali kepada Musa, memberi pilihan untuk hidup lebih lama.
Namun Musa bertanya,

“Ya Rabb, lalu apa setelah itu?”
Allah menjawab, “Kematian.”
Musa berkata, “Kalau begitu, sekarang saja.”

Kemudian Musa memohon agar dikuburkan di dekat Tanah Suci, sejauh lemparan batu.
Rasulullah ﷺ bersabda:

“Seandainya aku di sana, niscaya aku tunjukkan kuburnya, di samping jalan, di dekat gundukan pasir merah.”


Tempat Wafat dan Misteri Makamnya

Nabi Musa عليه السلام wafat di padang Tih, pada hari ke-7 bulan Aazar, sebelas tahun setelah wafatnya Nabi Harun عليه السلام.
Beliau hidup selama 120 tahun, dan setelah wafatnya, tidak ada seorang pun yang tahu di mana kuburnya.

Tiga hari lamanya Bani Israil bingung dan berdebat tentang kepergian beliau. Hingga pada malam ketiga, awan tebal menyelimuti mereka, dan terdengar suara dari langit:

“Musa telah wafat. Jiwa mana yang tidak akan mati?”

Sejak saat itu, mereka yakin Nabi Musa telah benar-benar meninggal dunia.


Makam di Dekat Baitulmaqdis

Sebagian ulama berpendapat bahwa makam Nabi Musa berada di timur Baitulmaqdis, sekitar 48 kilometer jauhnya, di daerah antara Yerikho dan Ghawr.
Tempat itu kemudian dijadikan lokasi ziarah oleh banyak orang, dan di atasnya dibangun sebuah masjid dengan kubah batu.

Pada musim ziarah, kain sutra hitam dengan hiasan benang emas digantung di sekitar makam.
Diriwayatkan pula bahwa Rasulullah ﷺ melihat Musa sedang salat di dalam kuburnya saat peristiwa Isra’ Mi’raj.


Keajaiban di Sekitar Makamnya

Di sekitar tempat yang diyakini sebagai makam Nabi Musa, tampak berbagai keajaiban:
bayangan-bayangan berwujud manusia muncul di atas mihrab—ada yang berpakaian putih, ada yang hijau, ada yang membawa tombak.
Sebagian orang meyakini mereka adalah malaikat atau orang saleh yang Allah tampakkan sebagai tanda kemuliaan nabi-Nya.


Sumber : Al-Uns al Jalil bi Tarikh al Quds wa al Khalil

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nabi Syamuil (Samuel) dan Nabi Dawud : Thalut vs Jalut, Ujian Sungai, dan Kembalinya Tabut Bani Israil

Nabi Ilyas عليه السلام

Saba’: Negeri Makmur yang Hilang