Wafatnya Nabi Adam عليه السلام
Anak Pengganti yang diberkahi
Setelah tragedi terbunuhnya Habil, Allah mengaruniai Adam dan Hawa seorang putra bernama Syists
Nama Syits bermakna “hibbatullah” — anugerah dari Allah.
Dia menjadi pengganti dan penerus kebaikan dalam keturunan Adam.
Rasulullah ﷺ bersabda bahwa Allah menurunkan seratus empat lembar shuhuf, dan kepada Syists, Allah menurunkan lima puluh shuhuf.
Dari sinilah Syists menjadi penerus risalah ayahnya.
Detik-detik Wafatnya Adam ‘alaihis salam
Ketika ajal mendekat, Nabi Adam memanggil putranya, Syists, dan berwasiat kepadanya.
Beliau mengajarkan tentang waktu-waktu siang dan malam, serta ibadah-ibadah yang harus dijaga.
Adam juga memberitahukan bahwa akan datang banjir besar di masa mendatang.
Pada hari Jumat, saat ajal tiba, para malaikat turun dari langit membawa wewangian dan kain kafan dari surga.
Mereka menyampaikan belasungkawa kepada Syists, sang penerus wasiat.
Ibnu Ishaq meriwayatkan bahwa matahari dan bulan mengalami gerhana selama tujuh hari tujuh malam, sebagai tanda duka atas wafatnya manusia pertama itu.
Permintaan Terakhir
Menjelang akhir hayatnya, Adam berkata kepada anak-anaknya:
“Wahai anak-anakku, aku ingin buah-buahan dari surga.”
Anak-anaknya pun pergi mencarikannya.
Namun di tengah jalan, para malaikat menghadang mereka sambil membawa kain kafan, kapak, sekop, dan keranjang.
Mereka berkata:
“Wahai anak-anak Adam, kembalilah. Ayah kalian telah wafat.”
Mendengar kabar itu, mereka pun kembali.
Ketika Hawa melihat para malaikat, ia memahami tanda-tanda itu dan bergegas mendekat kepada suaminya.
Namun Adam berkata lembut:
“Menjauhlah dariku, wahai Hawa. Musibah ini menimpaku karena dirimu. Biarkan aku bersama malaikat-malaikat Tuhanku.”
Pemakaman Pertama di Bumi
Para malaikat kemudian memandikan Adam, mengafani dengan kain dari surga, serta memberi wewangian pada tubuhnya.
Mereka menggali liang lahad, menyalatkannya, lalu memakamkannya dengan penuh hormat.
Setelah selesai, para malaikat berkata kepada anak-anak Adam:
“Wahai anak-anak Adam, beginilah cara kalian memakamkan jenazah di antara kalian.”
Sejak saat itu, cara penguburan manusia pertama kali dikenal di bumi.
Tempat Dimakamkannya Nabi Adam
Para ulama berbeda pendapat tentang di mana Adam dimakamkan:
Pendapat paling masyhur: di dekat gunung tempat beliau diturunkan di India.
Sebagian mengatakan: di Jabal Abu Qubais, Makkah.
Riwayat lain menyebut: saat banjir besar pada zaman Nuh, jasad Adam dan Hawa dibawa dalam peti dan dimakamkan di Baitul Maqdis.
Bahkan sebagian riwayat mengatakan, kepala Adam berada di dekat masjid Ibrahim di Hebron, dan kakinya di dekat batu (Shakhrah) Baitul Maqdis.
Tangisan Alam Semesta
Diriwayatkan bahwa ketika Adam wafat, seluruh makhluk menangisinya selama tujuh hari.
Begitu besar cinta dan hormat mereka kepada bapak seluruh manusia itu.
Sementara Hawa wafat setahun setelah Adam.
⏳ Usia dan Warisan Kenabian
Adam ‘alaihis salam hidup selama seribu tahun, sebagaimana telah ditetapkan di Lauh Mahfuz.
Setelah beliau wafat, Syists meneruskan urusan kenabian dan kepemimpinan umat.
Ketika ajal Syists mendekat, ia berwasiat kepada putranya, Yanisy (Anush).
Dari Anush lahir Qainan, lalu Mahalaleel, kemudian Yared, dan setelahnya Khanukh, yang dikenal dengan nama Idris ‘alaihis salam, seorang nabi yang mulia.

Komentar
Posting Komentar