Penciptaan Nabi Adam Alayhissalam
Keputusan Agung Allah Menciptakan Makhluk Baru
Ketika Allah berkehendak menciptakan makhluk baru dan membangun kembali bumi dengan cara yang berbeda dari makhluk sebelumnya, Allah ingin menyingkap sesuatu yang tersembunyi dalam hati Iblis—sesuatu yang tidak diketahui para malaikat: kesombongan dan dengki.
Allah mengumumkan:
“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.”
Para malaikat bertanya dengan penuh adab: apakah makhluk ini akan seperti golongan jin sebelumnya—yang saling membunuh, menumpahkan darah, dan membuat kerusakan?
Allah menjawab:
“Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui.”
Jawaban ini menegaskan bahwa Allah mengetahui hakikat batin makhluk-makhluk ciptaan-Nya, termasuk apa yang bersembunyi dalam hati Iblis.
Malaikat Diutus Mengambil Tanah
Allah memerintahkan malaikat untuk mengambil tanah sebagai bahan penciptaan Adam.
Jibril turun, tetapi bumi memohon perlindungan. Karena menghormati permohonannya, Jibril kembali tanpa mengambil tanah.
Mikail turun dengan perintah yang sama. Bumi memohon perlindungan lagi, dan Mikail pun kembali.
Malaikat Maut turun. Ketika bumi memohon perlindungan, ia berkata:
“Aku berlindung kepada Allah untuk tidak menunaikan perintah-Nya.”
Lalu ia mengambil sebagian tanah dari seluruh penjuru bumi.
Tanah itu beragam—merah, putih, hitam; keras, lembut; baik dan buruk. Dari sinilah lahir keragaman sifat manusia.
Rasulullah bersabda bahwa anak keturunan Adam tampil sesuai dengan tanah pembentuknya: ada yang lembut, keras, baik, buruk, dan seterusnya.
Tahapan Penciptaan Jasad Adam
Tanah itu diolah melalui beberapa tahap:
Ṭīn (tanah lembek)
Ṭīn lāzib (tanah lengket)
Ḥama’ masnūn (lumpur hitam berbau)
Ṣalṣāl (tanah kering seperti tembikar)
Pada tahap terakhir, jasad Adam berdiri seperti patung tanah liat, mengeluarkan bunyi “nyaring”—seperti wadah kosong ketika diketuk.
Jasad ini dibiarkan 40 tahun, dalam riwayat lain 40 malam. Iblis melihat dan merasa khawatir. Ia mendatangi jasad itu, masuk dari mulut, lalu keluar dari bagian belakangnya. Ia berkata:
“Makhluk ini kosong. Jika aku diberi kekuasaan atasnya, pasti kubinasakan.”
Sejak itu, Iblis mulai merasakan permusuhan terhadap makhluk yang belum bernyawa tersebut.
Tiupan Ruh: Momen Pertama Kehidupan
Ketika waktu tiba, Allah berfirman:
“Jika Aku telah meniupkan ruh ke dalamnya, maka sujudlah kalian.”
Ruh mulai memasuki kepala Adam. Ketika sampai pada wajahnya, Adam bersin dan diajari:
“Ucapkanlah: Alhamdulillāh.”
Allah menjawab:
“Rabbmu merahmatimu, wahai Adam.”
Ketika ruh mencapai perutnya, Adam merasa lapar dan mencoba bangkit sebelum ruh mencapai kakinya. Maka Allah berfirman:
“Manusia itu diciptakan bersifat tergesa-gesa.”
Setelah ruh sempurna, Adam berdiri sebagai makhluk baru yang dimuliakan.
Perintah Sujud dan Kesombongan Iblis
Allah memerintahkan seluruh malaikat untuk sujud sebagai bentuk penghormatan kepada Adam. Mereka semua sujud kecuali Iblis.
Iblis enggan dan sombong:
“Aku lebih baik darinya. Engkau menciptakanku dari api dan dia dari tanah.”
Karena kesombongan ini, Allah melaknatnya dan mengeluarkannya dari surga.
Iblis pun memohon penangguhan waktu:
“Berilah aku tenggang waktu sampai hari kebangkitan.”
Allah memberinya penangguhan sampai waktu yang telah ditentukan.
Iblis bersumpah:
“Aku pasti akan menyesatkan mereka semua—kecuali hamba-hamba-Mu yang ikhlas.”
Dialog Dua Makhluk: Permintaan Iblis dan Permohonan Adam
Allah memberikan izin kepada Iblis menggoda manusia, tetapi Adam pun mendapat perlindungan.
Permintaan Iblis:
Memiliki “keturunan” dari golongannya seperti manusia.
Menguasai harta, anak, dan ikut mengalir dalam tubuh manusia seperti darah.
Memiliki tentara berkuda dan pasukan pejalan kaki.
Memiliki rumah, majelis, makanan, dan minuman.
Allah mengabulkan sebagian permintaan:
Rumah Iblis adalah kamar mandi dan tempat najis, majelisnya adalah pasar pasar, makanannya adalah makanan yang tidak disebut nama Allah, minumannya adalah minuman keras, dan tamunya adalah orang-orang fasik.
Adam pun memohon:
Allah mengampuni dosa anak cucu Adam bila bertaubat.
Setiap kebaikan dilipatgandakan setidaknya 10 kali.
Taubat diterima hingga ruh mencapai tenggorokan.
Setiap anak Adam ditugaskan seorang malaikat untuk menjaganya.
Allah mengabulkannya.
Adam berkata:
“Dengan ini aku sudah tenang.”
Penciptaan Hawa
Ketika Adam tinggal di surga sendirian, ia merasa sepi. Allah pun menciptakan Hawa dari salah satu tulang rusuknya.
Saat terbangun dari tidur, Adam melihat makhluk baru di sisinya dan merasa tenang.
Para malaikat bertanya:
“Siapa dia?”
“Hawa.”
“Mengapa dinamakan Hawa?”
“Karena diciptakan dari sesuatu yang hidup.”
Allah berfirman:
“Tinggallah kalian berdua di surga dan makanlah sesuka kalian, kecuali satu pohon ini.”
Adam dan Hawa pun hidup damai di dalam surga.
Trik Penyesatan: Cara Iblis Masuk Surga
Iblis berusaha masuk surga untuk menggoda mereka. Seluruh malaikat menjaganya agar tidak dapat masuk. Ia pun mendatangi ular dan memintanya memberi jalan.
Kala itu ular sangat indah, memiliki empat kaki, berjalan dengan elok. Ia bersedia menyembunyikan Iblis di balik mulutnya.
Ketika ular masuk ke surga, Iblis keluar dari mulutnya.
Akibat perbuatannya, ular dihukum:
berjalan dengan perutnya,
seluruh makanannya menjadi tanah,
menjadi musuh manusia.
Godaan Besar: “Pohon Kekekalan”
Iblis tampil di hadapan Adam dan Hawa. Ia menangis, meratap, dan bersumpah:
“Aku adalah penasihat kalian. Jika kalian makan dari pohon ini, kalian akan kekal atau menjadi malaikat.”
Ia menakut-nakuti mereka dengan kematian:
“Tuhan melarang kalian karena jika kalian makan, kalian akan hidup selamanya.”
Hawa terpengaruh lebih dahulu. Ia memakan buah itu. Lalu mengajak Adam, dan Adam pun ikut memakannya.
Sekejap setelah itu:
aurat mereka terbuka,
mereka berlari mengambil daun-daun untuk menutupi diri.
Allah memanggil Adam:
“Apakah Aku tidak melarang kalian dari pohon itu?”
“Wahai Rabb, Hawa membujukku dan ia diberi kekuatan rayuan.”
Hukuman dan Penurunan ke Bumi
Allah menetapkan konsekuensi:
Bagi Hawa:
mengalami haid,
merasakan sakit saat melahirkan,
memiliki kelemahan pada sebagian sifat.
Bagi Adam:
hidup di bumi penuh kelelahan,
memakan makanan dari jerih payah sendiri.
Bagi ular:
merayap di atas perut selamanya.
Bagi Iblis:
menjadi musuh manusia hingga kiamat.
Lalu Allah berfirman:
“Turunlah kalian ke bumi, sebagian menjadi musuh bagi sebagian yang lain.”
Hari-hari Penting dalam Kisah Adam
Rasulullah bersabda:
“Hari Jum’at adalah hari terbaik: pada hari itu Adam diciptakan, dimasukkan ke surga, diturunkan darinya, dan diampuni taubatnya.”
Beberapa ulama mengatakan bahwa Adam tinggal di surga hanya dalam hitungan jam menurut waktu dunia, sebelum diturunkan.
Sumber:
«Al-Kamil fi at-Tarikh – ed. Tadmuri»

Komentar
Posting Komentar