Nabi Luth عليه السلام dan Kaum Sodom

 Perjalanan Luth dan Awal Tugas Kenabian

Nabi Luth ‘alaihissalam berhijrah bersama Nabi Ibrahim ke Mesir. Setelah itu mereka kembali ke negeri Syam, dan Luth kemudian menetap di sebuah kota bernama Sadum.

Ketika ia tinggal di sana, Allah mengutusnya sebagai seorang nabi untuk penduduk Sadum, kaum yang hidup dalam kekafiran dan melakukan berbagai perbuatan keji yang belum pernah dilakukan siapa pun sebelumnya.


Kebiasaan Buruk Kaum Sadum

Kaum Luth terkenal dengan tindakan yang sangat buruk:

a. Menyamun Musafir

Mereka menangkap musafir yang lewat di wilayah mereka dan melakukan perbuatan keji terhadap mereka.

b. Kemungkaran di Tempat Pertemuan

Di majelis-majelis mereka, ada yang:

  • melempari orang yang lewat sambil mengejek,

  • bermain-main dengan perilaku jorok dan tidak sopan,

  • bahkan melakukan perbuatan keji sesama laki-laki secara terbuka.

c. Mendatangi Sesama Laki-laki

Inilah dosa terbesar mereka: melakukan liwath (hubungan sesama jenis), sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya.


Seruan Luth dan Penolakan Kaumnya

Nabi Luth menyeru mereka agar menyembah Allah, meninggalkan kemaksiatan, dan berhenti melakukan kekejian. Ia memperingatkan mereka dari azab yang pedih jika terus membangkang.

Namun nasihat itu tidak didengar.
Justru mereka menantang dan berkata:

“Datangkanlah azab Allah jika engkau termasuk orang yang benar!”

Akhirnya Luth berdoa memohon pertolongan Allah, karena kedurhakaan mereka terus semakin menjadi.


Kedatangan Para Malaikat sebagai Tamu Ibrahim

Ketika saat penghancuran kaum Luth sudah dekat, Allah mengutus tiga malaikat dalam rupa laki-laki tampan: Jibril, Mikail, dan Israfil.
Mereka terlebih dahulu mendatangi Nabi Ibrahim dan istrinya, Sarah, untuk menyampaikan kabar gembira tentang kelahiran Ishaq dan cucu mereka, Ya’qub.

Ibrahim menjamu mereka dengan penuh hormat. Ketika para malaikat itu tidak menyentuh hidangannya, Ibrahim merasa khawatir. Mereka pun menjelaskan bahwa mereka adalah utusan Allah yang datang untuk membinasakan kaum Luth.


Ibrahim Memohon Keringanan untuk Kaum Luth

Setelah mengetahui tujuan para malaikat, Ibrahim mencoba memohon agar azab ditangguhkan jika di kota itu masih ada orang-orang beriman.

Ia bertanya mulai dari 50 orang, kemudian 4030, hingga 10 orang.
Malaikat menjawab bahwa jika ada sebanyak itu, tentu Allah tidak akan mengazab mereka.

Tetapi kenyataannya, hampir tidak ada orang beriman di sana hingga malaikat berkata:

“Kami lebih mengetahui siapa yang ada di kota itu. Kami pasti menyelamatkan Luth dan keluarganya, kecuali istrinya.”


Malaikat Datang kepada Nabi Luth

Para malaikat berjalan menuju Sadum. Mereka bertemu Nabi Luth di sebuah ladangnya dan meminta izin untuk menjadi tamu di rumahnya malam itu.

Luth sangat mengetahui sifat buruk kaumnya. Ia berkata berulang-ulang:

“Tidak ada kaum yang lebih jahat di muka bumi ini selain mereka.”

Ia khawatir kaum Sadum akan datang mengganggu tamunya.


Pengkhianatan Istri Luth dan Kedatangan Kaum Sadum

Kaum Luth telah melarangnya menerima tamu.
Namun istrinya—yang memihak kepada kaumnya—segera membocorkan kedatangan para tamu tampan itu.

Maka datanglah orang-orang Sadum bergegas menuju rumah Luth.

Luth mencoba mencegah mereka:

“Wahai kaumku, jangan permalukan aku di depan tamuku!”
“Inilah putri-putri negeriku, mereka lebih suci bagi kalian.”

Namun mereka keras kepala dan berkata mereka hanya menginginkan para tamu itu.

Luth pun berkata dengan sedih:

“Sekiranya aku memiliki kekuatan atau perlindungan dari keluarga yang kuat…”


Malaikat Menghukum Kaum Sadum di Rumah Luth

Ketika kekacauan memuncak, Luth menutup pintu. Tapi kaumnya berusaha mendobrak.

Jibril lalu meminta izin kepada Allah untuk menghukum mereka.
Setelah diizinkan, Jibril mengibaskan sayapnya dan membutakan mata mereka. Mereka berhamburan keluar sambil berteriak ketakutan.


Perintah untuk Keluar dari Kota

Para malaikat berkata kepada Luth:

“Pergilah di malam hari bersama keluargamu, jangan menoleh ke belakang. Istrimu akan tertinggal.”

Luth pun keluar menuju Syam pada malam itu.


Azab Subuh yang Menghancurkan Sadum

Ketika waktu subuh tiba, Jibril atau Mikail memasukkan sayapnya ke bawah tanah lima kota kaum Luth:
Sadum, Shab’ah, ‘Amrah, Dawma, dan Sha’wah.

Kemudian kota itu diangkat tinggi hingga suara ayam dan anjing mereka terdengar oleh penduduk langit.
Lalu:

• Kota itu dibalikkan — yang atas menjadi bawah

• Hujan batu dari tanah liat panas (sijjil) diturunkan

Semua penduduk binasa, termasuk istri Luth yang menoleh ke belakang karena simpati pada kaumnya.


Penutup

Allah menyelamatkan Nabi Luth dan pengikut-pengikutnya.
Disebutkan bahwa jumlah penduduk negeri itu mencapai 400.000 jiwa.
Sementara Nabi Ibrahim melihat dari kejauhan dan berkata:

“Sadum, suatu hari nanti akan binasa.”

Dan begitulah akhirnya kaum Luth, kaum yang dihancurkan karena pembangkangan mereka dan tidak ada lagi kebaikan tersisa di antara mereka.


Sumber :

Al-Kāmil fī At-Tārīkh 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nabi Syamuil (Samuel) dan Nabi Dawud : Thalut vs Jalut, Ujian Sungai, dan Kembalinya Tabut Bani Israil

Nabi Ilyas عليه السلام

Saba’: Negeri Makmur yang Hilang