Nabi Adam عليه السلام Diturunkan ke Bumi

Nabi Adam berjalan mencari Hawa

Turunnya Adam, Hawa, dan Makhluk Lain

Setelah tergelincir dari nikmat surga, Allah menurunkan Adam, Hawa, serta makhluk lain yang terlibat. Para ulama meriwayatkan:

  • Adam turun di India, pada sebuah gunung besar bernama Naud di wilayah Serendib.

  • Hawa turun di Jeddah, sehingga tempat itu kemudian dikenal dengan nama “Jaddah” (nenek).

  • Ular turun di wilayah Ashfahan.

  • Iblis dilemparkan di daerah Maisan.

Ada riwayat yang menyebut bahwa hari turunnya Adam adalah Jumat, hari yang sama ketika ia diciptakan.


Perjalanan Panjang Adam Mencari Hawa

Ketika Adam turun, ia mendapati dirinya sendirian. Rindu kepada Hawa mendorongnya untuk berjalan, menempuh padang-padang luas.
Riwayat menyebutkan bahwa:

  • Setiap tempat yang diinjak kaki Adam menjadi makmur dan berpenghuni.

  • Setiap tempat yang dilewatinya tanpa singgah tetap menjadi padang luas.

Dalam pencarian itu, Adam melewati:

  • Muzdalifah, tempat Adam mendekati Hawa.

  • Arafah, tempat keduanya saling mengenal kembali setelah berpisah lama.

  • Jama’, tempat keduanya berkumpul dengan gembira.

Perjumpaan Adam dan Hawa di bumi menjadi awal kembalinya ketentraman setelah masa penyesalan panjang.


Tinggi Adam yang Melebihi Makhluk Bumi

Riwayat menyebutkan bahwa tinggi Adam ketika pertama kali turun adalah sangat besar, hingga:

  • Kakinya menapaki bumi,

  • Sementara kepalanya menembus langit pertama.

Ia mampu mendengar tasbih para malaikat.
Penduduk bumi ketakutan, lalu memohon agar tinggi Adam dikurangi.
Akhirnya, Allah menjadikan tinggi Adam 60 hasta, ukuran yang tetap besar tetapi tidak lagi menakutkan.

Namun Adam bersedih, sebab:

  • Ia tak lagi mendengar tasbih malaikat,

  • Tidak lagi mencium wangi surga seperti dulu.

Allah menegaskan bahwa perubahan itu adalah bagian dari konsekuensi kesalahan yang menyebabkan ia keluar dari surga.


Pakaian Pertama yang Dikenakan Adam dan Hawa

Riwayat menyebutkan bahwa setelah diturunkan, keduanya tidak memiliki penutup tubuh. Maka Allah memerintahkan Adam untuk:

  1. Menyembelih seekor kambing.

  2. Mengambil bulunya.

  3. Hawa memintal.

  4. Adam menenun.

Maka jadilah pakaian pertama di bumi:

  • Jubah untuk Adam,

  • Baju kurung dan kerudung untuk Hawa.

Pendapat lain menyebutkan bahwa malaikat mengajari Adam cara menjahit dan membuat pakaian dari kulit.


Perintah Membangun Rumah Allah (Ka’bah)

Allah berfirman kepada Adam bahwa ada sebuah tanah haram di bawah ‘Arsy-Nya.
Adam diperintahkan pergi dan membangun rumah untuk Allah, sebagaimana para malaikat bertawaf di sekitar ‘Arsy.

Adam merasa tidak mampu, maka Allah mengutus salah satu malaikat untuk mengantarnya dari India menuju Makkah.
Setiap tempat yang disinggahi Adam di perjalanan itu menjadi makmur dan subur.

Untuk membangun Ka'bah, Adam mengambil:

  • Batu dari Thur Sina,

  • Batu dari Thur Zaitun,

  • Batu dari Lebanon,

  • Batu dari Gunung Judi,

  • Fondasinya dari Gua Hira’.

Setelah Ka’bah berdiri, Adam melaksanakan tujuh putaran tawaf, dan malaikat menuntunnya dalam menjalankan seluruh manasik.


Asal Usul Wewangian India

Banyak riwayat menjelaskan bahwa asal-usul wewangian dari India berkaitan dengan Adam:

  1. Ketika Adam turun, di kepalanya terdapat mahkota dedaunan pohon surga. Ketika layu, daun-daun itu tumbuh menjadi pohon-pohon harum.

  2. Adam dan Hawa juga pernah menempelkan daun-daun surga sebagai penutup aurat di surga. Daun-daun yang tersisa itu ikut turun bersama mereka.

  3. Riwayat lain menyebut bahwa Adam membawa ranting-ranting pohon surga, dan darinya tumbuh pohon-pohon harum di bumi.

Karena itulah India dikenal sebagai negeri dengan aroma wewangian yang kuat dan beragam.


Pelajaran Hidup Pertama bagi Adam

Allah mengajarkan Adam bekerja dengan tangannya sendiri.

Jibril turun membawa segenggam gandum, dan mengajarkan Adam:

  • cara menanam,

  • merawat,

  • memanen,

  • merontokkan,

  • menampi,

  • menggiling,

  • hingga membuat adonan dan memanggang roti.

Jibril juga mengajarkan:

  • menyalakan api dari batu dan besi,

  • bercocok tanam,

  • membajak dengan seekor sapi jantan yang diturunkan bersamanya.

Inilah asal mula kerja keras manusia setelah kehidupan yang mudah di surga.


Misi Adam sebagai Khalifah

Allah menyerahkan bumi kepada Adam dan menjadikannya khalifah bagi manusia, serta pemimpin bagi hewan-hewan dan jin.

Adam bertanya:

“Apakah ada di bumi ini yang bertasbih kepada-Mu selain aku?”

Allah menjawab:

“Akan Aku keluarkan dari keturunanmu orang-orang yang memuji-Ku.
Dan Aku akan membangun rumah-rumah untuk mengingat-Ku,
serta satu rumah agung yang bernama Baitullah.”

Siapa pun yang datang mengunjungi Baitullah dengan hati yang tulus akan menjadi tamu Allah, dan Allah memuliakan tamu-tamu-Nya.


Ka’bah yang Turun dari Surga

Beberapa riwayat menyebutkan bahwa Ka'bah pernah turun dari surga dalam bentuk:

  • batu yaqut putih,

  • berbentuk seperti tenda berkilau,

  • bercahaya seperti bintang.

Batu itu tetap berada di bumi hingga terjadi banjir besar pada zaman Nuh, lalu diangkat kembali ke langit.
Yang tersisa hanya pondasinya, yang kelak digunakan oleh Nabi Ibrahim untuk membangun Ka’bah kembali.


Penyesalan yang Panjang

Setelah turunnya ke bumi, Adam dan Hawa merasa sangat menyesal.
Riwayat menyebutkan:

  • Mereka menangis selama 200 tahun,

  • Selama 40 hari tidak makan dan minum,

  • Adam tidak mendekati Hawa selama 100 tahun.

Kesedihan mereka murni karena merasa jauh dari rahmat Allah.

Lalu Adam berhaji menuju Baitullah yang ia bangun.
Di sanalah ia berdoa, bertaubat, dan Allah menerima taubatnya.


📜 Sumber Kisah

“قصص الأنبياء من البداية والنهاية”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nabi Syamuil (Samuel) dan Nabi Dawud : Thalut vs Jalut, Ujian Sungai, dan Kembalinya Tabut Bani Israil

Nabi Ilyas عليه السلام

Saba’: Negeri Makmur yang Hilang