Musa عليه السلام dan Fir’aun, Dari Banjir Besar hingga Tenggelamnya Sang Penguasa

 Keangkuhan Fir’aun dan Turunnya Tanda-Tanda Allah

Ketika Fir’aun dan kaumnya tetap keras kepala dalam kekafiran, Allah menurunkan berbagai tanda dan bencana sebagai peringatan. Namun hati mereka tetap tertutup.

• Banjir Besar

Allah mengirimkan hujan deras yang terus-menerus hingga seluruh harta benda mereka tenggelam.
Ketakutan melanda, lalu mereka berkata kepada Musa:

“Berdoalah kepada Tuhanmu agar bencana ini diangkat. Jika itu terjadi, kami akan beriman dan membiarkan Bani Israil pergi bersamamu.”

Musa berdoa, Allah mengangkat bencana itu, tanaman mereka tumbuh kembali.
Namun mereka berkata:

“Kami tidak senang jika tidak dituruni hujan.”

Dan mereka kembali ingkar.


Belalang, Kutu, Katak, dan Darah

• Belalang

Allah mengirimkan belalang yang melahap seluruh tanaman mereka.
Mereka kembali meminta Musa berdoa.
Bencana diangkat — tetapi sekali lagi mereka tidak beriman.

• Kutu

Allah menurunkan kutu kecil yang merusak tanaman dan makanan mereka hingga tidak tersisa.
Mereka memohon kepada Musa, bencana diangkat, namun mereka tetap tidak beriman.

• Katak

Lalu datanglah katak. Katak-katak itu memenuhi rumah mereka, masuk ke periuk, makanan, dan setiap sudut.
Mereka kembali meminta Musa menghilangkannya.
Musa berdoa, bencana hilang. Tetapi mereka tetap ingkar.

• Air Menjadi Darah

Allah mengubah seluruh air milik orang Mesir menjadi darah.
Menariknya, orang Israil mengambil air yang tetap jernih, sementara orang Mesir mengambilnya dalam keadaan berubah menjadi darah—bahkan ketika air itu diberikan dari mulut orang Israil sekalipun.

Keadaan ini berlangsung selama tujuh hari.
Mereka kembali memohon kepada Musa… tetapi tetap tidak beriman meski bencana telah diangkat.


Doa Musa A.S untuk Menghancurkan Fir’aun

Setelah melihat tidak ada harapan dari Fir’aun dan kaumnya, Musa berdoa:

“Ya Tuhan kami, binasakanlah harta benda mereka dan kunci matilah hati mereka, agar mereka tidak beriman sampai melihat azab yang pedih.”
(QS. Yunus: 88)

Allah mengabulkan doa itu.
Harta mereka berubah menjadi batu, kecuali kuda, permata, dan perhiasan mereka.
Tanaman, makanan, dan bahan pangan mereka rusak total.
Ini menjadi salah satu mukjizat besar yang dibawa Musa.


Perintah Allah untuk Berangkat

Setelah masa panjang penindasan, Allah memerintahkan Musa untuk membawa Bani Israil keluar dari Mesir.
Ia juga diperintahkan membawa peti jenazah Nabi Yusuf ke Tanah Suci.
Hanya seorang wanita tua yang mengetahui letaknya di Sungai Nil. Musa mengambil peti itu dan membawanya.

Musa pun memimpin Bani Israil keluar pada malam hari tanpa sepengetahuan bangsa Qibti.
Mereka berjumlah sekitar 620 ribu orang.

Fir’aun menyadari hal ini dan mengejar mereka bersama pasukannya, dipimpin oleh Haman.


Terjepit di Tepi Laut

Ketika Bani Israil sampai di tepi laut, mereka melihat Fir’aun di belakang mereka.
Mereka ketakutan dan berkata:

“Kita pasti tertangkap, wahai Musa!”

Namun Musa berkata dengan keyakinan penuh:

“Sekali-kali tidak! Sesungguhnya Tuhanku bersamaku, Dia akan membimbingku.”


Laut Terbelah Menjadi Dua Belas Jalan

Dengan perintah Allah, Musa memukul laut dengan tongkatnya.
Laut pun terbelah, setiap belahan berdiri seperti gunung besar.

Terciptalah 12 jalan, satu untuk setiap suku Bani Israil.
Allah menjadikan air di sisi mereka seperti jala sehingga setiap suku dapat melihat suku lain dari jauh.

Bani Israil pun berjalan melewati jalan-jalan itu hingga keluar seluruhnya.


Fir’aun Memasuki Laut

Ketika Fir’aun tiba di tepi laut, kuda-kudanya enggan masuk.
Lalu Malaikat Jibril turun menunggang kuda betina kurus di depan mereka.
Kuda-kuda Fir’aun mencium aromanya dan langsung menerobos mengikuti Jibril.

Pasukan Fir’aun masuk seluruhnya ke dalam jalan-jalan laut.

Ketika pasukan terdepan hampir keluar dan pasukan terakhir sudah masuk, Allah memerintahkan laut untuk kembali tertutup.

Air laut menutup dengan dahsyat dan menenggelamkan semuanya.

Bani Israil menyaksikan kejadian itu dari seberang.


Fir’aun Tenggelam dan Penyesalan Terlambat

Di saat-saat terakhir hidupnya, Fir’aun berteriak:

“Aku beriman bahwa tiada tuhan selain Tuhan yang diimani Bani Israil!”

Namun itu sudah terlambat.

Jibril mengambil lumpur hitam laut dan memasukkannya ke mulut Fir’aun agar ia tidak sempat mengucapkan kalimat yang dapat membuat Allah merahmatinya.

Malaikat Mikail datang dan berkata kepadanya:

“Apakah sekarang (kamu beriman)? Padahal kamu telah durhaka sejak dahulu.”
(QS. Yunus: 91)

Fir’aun pun tenggelam, dan kisah kekuasaannya berakhir.


Sumber :

Al-Kamil fi at-Tarikh 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nabi Syamuil (Samuel) dan Nabi Dawud : Thalut vs Jalut, Ujian Sungai, dan Kembalinya Tabut Bani Israil

Nabi Ilyas عليه السلام

Saba’: Negeri Makmur yang Hilang