Mimpi Raja Rabi‘ah bin Nashr : Pertanda Datangnya Nabi Akhir Zaman
Suatu malam, Raja Rabi‘ah bermimpi aneh.
Ia melihat sesuatu seperti tengkorak muncul dari kegelapan, lalu meluncur jatuh ke tanah yang luas. Dari sana, muncul kegemparan: semua makhluk hidup datang dan memakan sesuatu darinya, hingga tak tersisa satu pun.
Raja terbangun dengan dada berdebar.
Ia tahu, ini bukan mimpi biasa. Ada rahasia besar di baliknya — sesuatu yang berhubungan dengan masa depan negerinya.
Keesokan harinya, ia memanggil seluruh peramal, ahli sihir, dan penafsir mimpi di kerajaannya. Tapi tak satu pun yang mampu menenangkan hatinya.
Akhirnya, seorang penasehat berkata,
“Wahai Raja, bila engkau ingin jawaban yang pasti, kirimlah utusan kepada Satīḥ dan Syikk, dua orang peramal paling masyhur di jazirah Arab. Mereka tidak pernah berbeda dalam kebenaran.”
Raja pun mengirim utusan. Satīḥ datang lebih dulu.
Ketika Satīḥ menghadap, raja belum sempat menceritakan mimpinya. Namun Satīḥ berkata dengan yakin:
“Engkau telah melihat sesuatu yang keluar dari kegelapan — sesuatu yang jatuh ke bumi tandus, lalu memakan setiap makhluk yang memiliki kepala.”
Raja terperanjat,
“Demi Allah, engkau tidak meleset sedikit pun! Maka apa makna dari semua ini, wahai Satīḥ?”
Satīḥ menatap jauh ke depan, lalu menjawab dengan suara dalam:
“Demi Tuhan yang menjadikan makhluk di antara dua padang batu hitam (Makkah dan Madinah), akan datang suatu masa ketika kaum Habasyah (Ethiopia) menyeberangi laut dan menaklukkan negeri Yaman.
Mereka akan berkuasa dari Abyan hingga Jurasy.Namun kekuasaan mereka tak akan kekal. Setelah enam puluh atau tujuh puluh tahun, mereka akan binasa dan terusir dari negeri ini.”
Raja berkata dengan wajah cemas:
“Apakah hal itu terjadi di zamanku?”
Satīḥ menjawab,
“Tidak. Itu akan terjadi setelah engkau tiada.”
“Siapa yang akan mengalahkan mereka nanti?” tanya raja.
Satīḥ menjawab:
“Seorang laki-laki dari keturunan Dzu Yazan akan bangkit dari kota ‘Adan. Ia akan mengusir mereka dan tidak menyisakan seorang pun di Yaman. Namun kekuasaannya pun akan berakhir — diputus oleh seorang nabi yang suci, yang menerima wahyu dari Tuhan Yang Maha Tinggi. Ia berasal dari keturunan Fihr bin Malik, dan di tangan kaumnya akan tetap tegak kerajaan dan kemuliaan hingga akhir zaman.”
Raja bertanya lagi,
“Apakah benar akan ada akhir bagi zaman itu?”
Satīḥ menjawab:
“Benar. Pada hari itu, semua manusia — yang pertama dan yang terakhir — akan dikumpulkan, orang baik akan bahagia, dan orang jahat akan celaka. Demi cahaya senja dan malam yang gelap, sungguh apa yang kukabarkan kepadamu adalah benar.”
Beberapa waktu kemudian, datanglah Syikk, peramal kedua. Raja menyembunyikan apa yang telah dikatakan Satīḥ, untuk menguji apakah tafsir mereka akan berbeda.
Begitu Syikk duduk, ia langsung berkata,
“Wahai Raja, engkau bermimpi melihat tengkorak yang keluar dari kegelapan, jatuh di antara taman dan bukit, lalu darinya semua makhluk hidup makan.”
Raja terkejut,
“Engkau tidak salah sedikit pun, wahai Syikk. Maka apa tafsirnya?”
Syikk menjawab dengan tegas:
“Akan datang masa di mana orang-orang Habasyah akan turun dan menguasai negeri ini, dari Abyan hingga Najran.Setelah engkau wafat, akan datang seorang bangsawan besar dari keturunan Dzu Yazan yang akan membebaskan negeri ini dan menimpakan kehinaan kepada mereka.Namun kekuasaannya juga akan berakhir — diputus oleh seorang Rasul yang diutus dengan kebenaran dan keadilan.Risalahnya akan bertahan sampai Hari Pemisahan (Hari Kiamat), hari ketika semua penguasa dibalas dan manusia dikumpulkan untuk diadili.”
Mendengar kesamaan luar biasa antara ucapan Satīḥ dan Syikk, Raja Rabi‘ah bin Nashr gemetar. Ia yakin — ini adalah ramalan langit.
Menyadari bahwa negeri Yaman kelak akan dilanda penaklukan, Raja Rabi‘ah segera memerintahkan keluarganya untuk meninggalkan Yaman menuju Irak, membawa harta dan persediaan yang cukup.
Dari keturunan yang ia selamatkan itu, kelak lahirlah An-Nu‘mān bin Al-Mundhir, Raja Hīrah yang terkenal.
Tak lama kemudian, Rabi‘ah bin Nashr wafat — dan sesuai dengan ramalan Satīḥ dan Syikk, kekuasaan Yaman akhirnya jatuh ke tangan Hassān bin Tubba‘, yang tindakannya menyebabkan bangsa Habasyah benar-benar datang dan menaklukkan Yaman.
Kisah mimpi Raja Rabi‘ah bin Nashr adalah salah satu pertanda besar sebelum lahirnya Nabi Muhammad ﷺ. Mimpi itu terjadi sekitar satu setengah abad sebelum kelahiran beliau, dan ramalan Satīḥ serta Syikk menjadi bukti bahwa kenabian terakhir telah disiapkan bahkan sebelum Rasulullah datang ke dunia.
Dua peramal itu — meski hidup di masa jahiliyah — telah menyingkap tirai masa depan dan memberi kabar bahwa seorang Nabi suci akan datang membawa kebenaran, keadilan, dan cahaya yang abadi.
Sumber : Al Kamil Fi al Tarikh

Komentar
Posting Komentar