Kisah Habil dan Qabil
Permulaan Kisah
Pada masa Nabi Adam tinggal di dunia, terjadi sebuah peristiwa besar yang menjadi sejarah pertama bagi anak keturunannya: Qabil membunuh saudaranya sendiri, Habil. Inilah pembunuhan pertama di muka bumi.
Para ulama berbeda pendapat tentang nama Qabil. Ada yang menyebutnya Qain, Qa’in, Qayin, namun nama yang paling dikenal adalah Qabil.
Tentang Kelahiran Mereka
Sebelum Adam dan Hawa turun ke bumi, Hawa sempat mengandung Qabil dan saudara kembarnya di surga. Pada kehamilan itu, Hawa tidak merasakan ngidam, lelah, atau sakit. Bahkan saat melahirkan, tidak ada rasa sakit dan tidak ada darah, karena kesucian surga.
Namun setelah Adam dan Hawa melakukan kesalahan dan diturunkan ke bumi, Hawa mengandung Habil dan saudara kembarnya, dan kali ini ia merasakan semua proses kehamilan seperti manusia pada umumnya.
Diriwayatkan bahwa Hawa selalu melahirkan anak kembar: satu laki-laki dan satu perempuan, hingga total lahir 40 anak dalam 20 kali kehamilan.
Pada masa itu, tidak ada perempuan selain saudara-saudara mereka sendiri. Karena itu, para anak Adam diperbolehkan menikah dengan saudara perempuan mereka—namun tidak boleh dengan saudara kembar yang lahir bersamaan.
Awal Perselisihan
Adam memerintahkan:
Qabil menikahi saudara kembar Habil
Habil menikahi saudara kembar Qabil
Namun Qabil menolak. Dia tidak mau menikahi saudara kembar Habil dan justru ingin menikahi saudara kembarnya sendiri, yang menurut sebagian riwayat merupakan wanita yang sangat cantik.
Qabil berkata:
“Aku lebih berhak atas saudara kembarku, karena aku lahir di surga, sedangkan kalian lahir di bumi.”
Adam menasihatinya, namun Qabil tetap keras hati.
Pengorbanan untuk Menentukan Keputusan
Untuk menyelesaikan perselisihan, Adam berkata:
“Persembahkanlah qurban. Siapa yang qurbannya diterima Allah, dialah yang berhak menikahi saudara perempuan itu.”
Qabil adalah seorang petani. Ia mempersembahkan seikat gandum yang biasa saja.
Habil seorang penggembala. Ia mempersembahkan anak domba terbaiknya.
Allah kemudian menurunkan api putih dari langit yang memakan qurban Habil, tanda bahwa qurbannya diterima. Qurban Qabil tidak tersentuh.
Keputusan ini membuat Qabil marah besar. Kesombongan dan hasutan setan memenuhi dadanya.
Ia berkata kepada Habil:
“Aku akan membunuhmu agar kamu tidak menikahi saudara perempuanku!”
Habil menjawab dengan lembut:
“Sesungguhnya Allah hanya menerima qurban dari orang-orang yang bertakwa.
Jika engkau ingin membunuhku, aku tidak akan membalas membunuhmu.”
Pembunuhan Pertama di Bumi
Pada suatu hari, ketika Habil sedang menggembala, Qabil mengikutinya secara diam-diam.
Dalam keadaan marah dan dikuasai nafsu, ia pun membunuh saudaranya sendiri.
Inilah pembunuhan pertama dalam sejarah manusia.
Penyesalan Qabil
Setelah Habil mati, Qabil bingung. Ia tidak tahu bagaimana menyembunyikan jasad saudaranya.
Lalu Allah mengutus seekor burung gagak yang mengais tanah untuk memperlihatkan cara mengubur mayat.
Qabil menangis dan berkata:
“Celakalah aku!
Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti gagak ini agar aku dapat menguburkan saudaraku?”
Ia pun menguburkan Habil dan menjadi orang yang menyesal.
Teguran Allah kepada Qabil
Allah bertanya kepadanya:
“Wahai Qabil, di mana saudaramu Habil?”
Qabil menjawab sombong:
“Aku tidak tahu. Apakah aku penjaga saudaraku?”
Allah berfirman:
“Darah saudaramu berseru kepada-Ku dari bumi.
Engkau terkutuk dari bumi yang menelan darah itu.
Mulai saat ini, tanah tidak akan memberi hasil bagimu.
Engkau akan hidup dalam ketakutan dan kebingungan.”
Pelarian dan Akhir Kehidupan Qabil
Qabil kemudian membawa saudara perempuannya, Qulaimā, dan melarikan diri ke wilayah Aden, Yaman.
Dia hidup dalam ketakutan. Bahkan anak cucunya sendiri pun tidak menyukainya. Hingga akhirnya, menurut sebagian riwayat, Qabil terbunuh oleh anaknya sendiri yang buta, tanpa sengaja, karena hasutan cucunya.
Qabil meninggal dalam keadaan menanggung dosa besar. Dan sejak saat itu, setiap pembunuhan zalim di muka bumi, Qabil mendapatkan bagian dosa darinya, karena dialah yang pertama kali membuka jalan pembunuhan.
Penutup
Habil wafat pada usia 20 tahun, dan Qabil ketika membunuhnya berusia 25 tahun.
Inilah kisah tragis pertama dalam keluarga manusia, kisah tentang kecemburuan, ketaatan, dan konsekuensi dari mengikuti hawa nafsu.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidak ada seorang pun yang terbunuh secara zalim melainkan anak Adam yang pertama (Qabil) mendapat bagian dari dosanya, karena dialah yang pertama kali mencontohkan pembunuhan.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Ini menunjukkan betapa besar akibat dari sebuah kejahatan ketika menjadi contoh buruk bagi generasi setelahnya.
📜 Sumber :
“قصص الأنبياء من البداية والنهاية”

Komentar
Posting Komentar