Keturunan Nabi Ibrahim عليه السلام
1. Wafatnya Sarah, Istri Nabi Ibrahim
Sarah, istri pertama Nabi Ibrahim, wafat di wilayah Syam pada usia 127 tahun.
Sebagian riwayat mengatakan ia wafat di sebuah tempat bernama Qaryat al-Jababirah di tanah Kanaan.
Ada pula pendapat yang mengatakan bahwa Hajar hidup setelah Sarah. Namun riwayat yang dianggap lebih kuat menyatakan bahwa Hajar justru wafat terlebih dahulu, sebelum Sarah, sebagaimana disebutkan dalam kisah perjalanan Ibrahim ke Mekah.
2. Pernikahan Ibrahim Setelah Wafatnya Sarah
Setelah Sarah meninggal, Ibrahim menikahi seorang wanita dari bangsa Kanaan bernama Qantura binti Yaqthan.
Dari pernikahan ini, lahirlah enam putra:
Nafsyān
Murrān
Madyan
Mudan
Nasyaq
Sarah
Dengan demikian, seluruh anak Ibrahim—termasuk Ismail dan Ishaq—berjumlah delapan orang.
Ismail adalah anak sulung.
Dari putra-putra Qantura ini:
Suku Barbar berasal dari keturunan Nafsyān
Penduduk Madyan, yaitu kaum Nabi Syu’aib, merupakan keturunan Madyan
Sebagian riwayat juga menyebut bahwa setelah Qantura, Ibrahim menikahi wanita lain bernama Hajun binti Ahir.
3. Detik-detik Wafatnya Nabi Ibrahim
Diceritakan bahwa ketika Allah hendak mencabut nyawa Ibrahim, Dia mengutus Malaikat Maut dalam wujud lelaki tua renta.
Saat itu Ibrahim sedang memberi makan orang-orang di tengah cuaca yang sangat panas. Lelaki tua itu tampak kesulitan makan—suapan yang hendak masuk ke mulut justru masuk ke mata atau telinganya, dan makanan yang berhasil masuk ke perutnya keluar lagi dari duburnya.
Melihat hal itu, Ibrahim bertanya,
“Wahai orang tua, apa yang terjadi padamu?”
Ia menjawab,
“Wahai Ibrahim, beginilah keadaan orang yang telah sangat tua.”
Ibrahim kemudian bertanya tentang usianya, dan lelaki itu menjawab bahwa usianya dua tahun lebih tua dari Ibrahim.
Mendengar itu, Ibrahim berkata dalam hati:
"Hanya dua tahun lagi, aku bisa menjadi seperti ini…"
Maka ia berdoa,
“Ya Allah, cabutlah nyawaku kepada-Mu.”
Lelaki tua itu—yang ternyata Malaikat Maut—bangkit dan mencabut nyawa Ibrahim.
Ibrahim wafat pada usia 200 tahun, meskipun ada riwayat lain yang menyebut usianya 175 tahun.
4. Shahifah (Lembaran) yang Diturunkan kepada Ibrahim
Rasulullah ﷺ mengabarkan bahwa Allah menurunkan sepuluh shahifah kepada Ibrahim.
Isinya berupa nasihat-nasihat dan perumpamaan, di antaranya:
Empat waktu yang harus dimiliki orang berakal:
Waktu bermunajat kepada Tuhannya
Waktu untuk merenungi ciptaan Allah
Waktu menghisab diri sendiri
Waktu untuk memenuhi kebutuhan halal seperti makan dan minum
Tiga perkara yang boleh membuat seseorang ‘keluar’ dari kesibukan dunia:
Mempersiapkan bekal untuk akhirat
Memperbaiki penghidupan
Menikmati hal-hal yang tidak haram
Nasihat penting lainnya:
Memahami keadaan zaman
Mengurus keperluan diri
Menjaga lisan
Mengurangi banyak bicara kecuali yang bermanfaat
Ibrahim juga dikenal sebagai orang pertama yang berkhitan, menjamu tamu, dan mengenakan celana.
5. Keturunan Nabi Ismail
Telah diceritakan sebelumnya bahwa Ismail tinggal di Mekah dan menikahi seorang wanita dari suku Jurhum. Atas perintah ayahnya, wanita itu dicerai, lalu Ismail menikah lagi dengan Sayyidah binti Mudhadl, juga dari Jurhum.
Dialah wanita yang disampaikan pesan dari Ibrahim:
“Katakan kepada suamimu: Aku ridha pada ambang pintumu.”
Pesan ini adalah kiasan bahwa keturunan dari rumah tangga itu akan mendapat keberkahan.
Dari Sayyidah, Ismail memiliki dua belas putra:
Nabit
Qaidar
Idzil
Maisya
Masma’
Rama
Masy
Adzar
Qathura
Qafis
Thamya
Qaidaman
Dari Nabit dan Qaidar inilah Allah memperbanyak bangsa Arab.
Ismail hidup hingga usia 137 tahun dan diutus kepada kaum Amalek serta kabilah Yaman.
Ketika mendekati ajal, ia berwasiat kepada saudaranya, Ishaq, dan suami putrinya dari keturunan Al-‘Ish bin Ishaq.
Ismail kemudian dimakamkan di dekat kubur ibunya, Hajar, di kawasan Hijr (dekat Ka’bah).
Sumber Kisah
«الكامل في التاريخ»

Komentar
Posting Komentar